Jumat, 18 Maret 2011

(SoftSkill) Tentang Kekerasan

1. Kantor PKS Dilempari
Surat suara Jawa Barat “Nyasa” ke Kalimantan Tengah.
MADIUN, KOMPAS – Kantor DPC Partai Keadilan Sejahtera Kartoharjo di Jalan Auri, Kota Madiun, Jawa Timur, Sabtu (28/2) pukul 04.00, dilempari batu bata oleh orang tak dikenal. Diduga, hal ini terkait dengan semakin memanasnya suhu politik. Polisi masih menyelidiki kasus ini.

Batu bata yang dilemparkan itu memecahkan kaca bagian depan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut. Tidak ada bagian lain yang rusak dan barang-barang yang hilang.
Kantor itu merupakan salah satu bagian dari rumah Kisbun, pengurus DPC PKS Kartoharjo yang juga calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Madiun. Saat kejadian, kata kisbun, dia dan keluarganya sedang tidur.

“Sekitar pukul 04.00, terdengar suara kaca pecah. Saya pikir, itu mimpi. Saya baru sadar kejadian tersebut nyata setelah dibangunkan istri,” paparnya.
Setelah itu, lanjut Kisbun,dia mengecek asal suara muncul.”Ternyata kaca di ruang Kantor DPC PKS Kartoharjo sudah pecah. Di antara pecahan kaca terdapat batu bata. Saya kemudian keluar, berupaya mencari pelempar. Tetapi tidak menemukan siapa pun,” kata Kisbun lagi.

Ia menduga pelemparan batu itu terkait memanasnya suhu politik menjelang pemilu. “Sebab, selain kantor rusak dilempari batu, sejumlah alat peraga kampanye milik PKS yang sudah ditempel di beberapa tempat di Madiun juga dirusak. Sebagian alat peraga itu dipasang Jumat malam,” demikian Kisbun.

Menjelang pemilu lima tahun lalu, menurut Kisbun, kondisinya pun seperti sekarang. “Alat peraga PKS banyak yang dirusak. Bahkan, pernah suatu kali, saat memasang alat peraga kader kami dikeroyok orang – orang tidak dikenal,” ujarnya.
Kepala Kepolisian Resor Kota Madiun Ajun Komisaris Besar Setija mengatakan, polisi masih menyelidiki kasus ini, termasuk mencari pelakunya. Karena itu, dia belum bisa menyimpulkan apakah kasus pelemparan batu ini terkait pemilu atau tidak.

2. 36 Anak Usia di Bawah 18 Tahun Ditahan di Rutan Kelas IIA Samarinda
SAMARINDA, KOMPAS – Sebanyak 36 anak berusia kurang dari 18 tahun saat menghuni Rumah Tahan Negara Kekas IIA Samarinda, Kalimantan Timur. Mereka diduga terlibat kejahatan, antara lain, pemakaian, dan peredaran narkotik serta pencurian;.

Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Samarinda, Zaenal Arifin, mengatakan, Sabtu (28/2), ke-36 anak tersebut tidak dicampur dengan penghuni lainnya (dewasa). “Mereka menempati ruang tersendiri,” katanya, sesuai mendampingi penghuni mengikuti sosialisasi Pemilu 2009 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Timur.

Ada tiga orang yang secara sukarela mendampingi tahanan berusia di bawah 18 tahun tersebut. “Dua diantaranya psikolog yang juga dosen di Universitas Mulawarman dan Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda. Satu lainnya adalah dokter. Para tahanan itu rutin mengikuti tes darah,” kata Zaenal lagi.

Rencannya, lanjut Zaenal, pihaknya akan menyelenggarakan program Kejar Paket A, B, dan C untuk tahanan tersebut. “Mereka ada yang belum lulus SD, SLTP, dan SLTA. Kami berupaya agar mereka optimistis menatap depan,” paparnya.
Kelebihan
Menurut Zaenal, penghuni rutan itu empat kali dari kapasitas yang sesungguhnya. Rutan dengan Sembilan blok dan 42 ruang itu sekarang dihuni 893 orang.

3. LIBYA
Loyalis Khadafy Kepung Zawiyah
BENGHAZI, KOMPAS Tentara yang loyal kepada pemimpin Libya Moammar Khadfy bertahan di sekeliling kota Zawiyah di barat Libya, Sabtu (5/3) petang, setelah dipukul mundur pasukan perlawanan. Pagi harinya, ratusan milisi yang setia kepada Khadafy masuk ke pusat kota itu didukung sejumlah tank, yang menyebabkan pertempuran sengit dengan pasukan antipemerintah.

Serangan ke Zawiyah ini adalah salah satu serangan terbesar pendukung Khadafy sejak kerusuhan terjadi 18 hari lalu. Eskalasi pertempuran meningkat sehari sebelumnya, ditandai dengan ledakan dahsyat yang mengguncang kota Benghazi, kota kedua terbesar di Libya, yang menjadi basis kelompok penentang Khadafy.

Ledakan di gudang senjata dan amunisi itu, seperti dilaporkan wartawan Kompas Musthafa Abd Rahman dari Benghazi, terjadi pada jumat sekitar pukul 22.30 di distrik Wadi Jabbarah, dekat kota Benghazi.

Pasukan Khadafy memasuki Zawiyah pukul 06.00, yang segera disambut perlawanan kelompok oposisi. “Orang-orang kami menyerang balik. Kami telah menang dan warga sipil saat ini berkumpul di tengah kota,” kata Youssef Shagan, juru bicara kelompok anti-Khadafy, di kota yang terletak 50 kilometer sebelah barat ibu kota Tripoli itu.



DAFTAR PUSTAKA

1. Kompas, Minggu, 1 Maret 2009, Halaman 3 Kolom 1.
2. Kompas, Minggu, 1 Maret 2009, Halaman 3 Kolom 3.
3. Kompas, Minggu, 6 Maret 2011, Halaman 1 Kolom 3.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar